Bahasasebenarnyabunyi
yang mengandungartiataumakna.Itubahasa yang
primer.Bahasalainadalahbahasatulisdanbahasaisyarat.
Keduanyamasukbahasasekunder.Dalammenggunakanbahasa, bunyi yang satudenganbunyi
yang lain salingmempengaruhi. Misalnya, bunyi- bunyi yang
tidakbersuaradapatmenjadibersuarakarenapengaruhbunyi yang
mendahuluiataumengikutinya.Misalnya, bunyi /t/ tidakbersuara,
tetapiberdekatandengan /n/ yang bersuara, bunyi /t/
dapatberubahmenjadibunyibersuarasepertipada kata `pantai`, `menonton`. Bunyi-
bunyi yang tajamseperti /k,p,t,c/, danbunyidesis `s`
biasanyaluluhbiladiberiprefiks `meng-`. Contohnya, `meng-kais` menjadi
`mengais`, `mem-pukul` menjadi `memukul`, `men-tangkap` menjadi `menangkap`,
`meny-cari` seharusnyadalambahasaIndonsia (BI) seharusnyamenjadi `menyari`,
tetapimenjadi `meny-cari` yang kitatuliskansecaraortografismenjadi `mencari`.
Bahasasebenarnyabunyi
yang mengandungartiataumakna.Itubahasa yang
primer.Bahasalainadalahbahasatulisdanbahasaisyarat. Keduanyamasukbahasasekunder.Dalammenggunakanbahasa,
bunyi yang satudenganbunyi yang lain salingmempengaruhi. Misalnya, bunyi- bunyi
yang tidakbersuaradapatmenjadibersuarakarenapengaruhbunyi yang
mendahuluiataumengikutinya.Misalnya, bunyi /t/ tidakbersuara, tetapiberdekatandengan
/n/ yang bersuara, bunyi /t/ dapatberubahmenjadibunyibersuarasepertipada kata
`pantai`, `menonton`. Bunyi- bunyi yang tajamseperti /k,p,t,c/, danbunyidesis
`s` biasanyaluluhbiladiberiprefiks `meng-`. Contohnya, `meng-kais` menjadi
`mengais`, `mem-pukul` menjadi `memukul`, `men-tangkap` menjadi `menangkap`,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar