Cari Blog Ini

Kamis, 28 Agustus 2014

“Rangkuman Pembinaan Bahasa Indonesia ”

A.    Pembinaan sikap berbahasa Indonesia
MMenumbuhkan dan membina sikap
 


 mMeningkatkan Mutu dan Disiplin penggunaan
M Meningkatkan kegairahan Penggunaan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

PpPembinaan bahasa Indonesia
                                                                                                                                                                                                                 








1.      Sikap Positif Terhadap Bahasa Indonesia
Kita sebagai warga masyarakat adalah Pembina bahasa Indonesia. Tujuan awal pembinaan bahasa Indonesia adalah menumbuhkan dan menimba sikap positif, yang antara lain berkaitan pada sikap kesetiaan berbahasa Indonesia dan sikap kebanggaan berbahasa Indonesia. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia berungkap jika kita lebih suka memakai bahasa Indonesia dan menjaga agar pengaruh asing tidak berlebihan.
Sikap positif bahasa Indonesia tidak berarti sikap kebahasaan yang kaku dan tertutup yang menuntut kemurnian bahasa Indonesia dan yang menutup bahasa Indonesia dari hubungan saling pengaruh dengan bahasa lain yaitu bahasa daerah dan bahasa asing di Indonesia terhadap kurang lebih 400 bahasa daerah. Tiap-tiap bahasa daerah itu mempunyai daya hidup dan masih berfungsi sebagai saran komunikasi antar warga masyarakat bahasa itu. Kenyataan lain yang harus diperhatikan adalah bahwa bahasa asing yang kita akui dan yang kita perlukan untuk dapat berhubungan dengan bahasa lain di dunia serta untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Hal itu tertentu saja berakibat bahwa pengaruh bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia semakin bertambah besar. Namun, jika pengaruh itu dalam tingkat kewajaran tidak perlu dikhawatirkan, apalagi jika hal itu merupakan pearuh positif yaitu pengaruh yang memperkaya bahasa Indonesia, baik dalam mutudan kelengkapannya. Apabila pengaruh bahasa Inggris atau pegaruh bahasa Indonesianya itu merupakan pengaruh negative yaitu pemakaan yang bukan diasarkan keperluan, melainkan untuk memberi kedudukan sosial untuk perlu dicegah. ( Halim, 1982 )

2.      Upaya meningkatkan kegairahan penggunaan bahsa Indonesia dengan Baik dan Benar
Kita bukan hanya berbekal sikap positif terhadap bahasa Indonesia, melainkan harus memiliki keinginan dan kegairahan menggunaakn bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Penggunaaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah penggunaan yang sesuai dengan lingkungan dan pemakaian bahasa, diperoleh ragam bahasa, baik lisan maupun tulisan. Jiak kita berkomunikasi secara lisan kita gunakan ragam lisan dan jika kita berkomunikasi secara tulisan kita gunakan ragam tulis. Demikian pula jika kita berkomunikasi secara lisan dalm keadaan tidak resmi, kita gunakan ragam lisan tidak resmi, jika kita berkomunikasi secara lisan dalam keadaan resmi seperti pada suatu seminar atau upacara resmi, kita gunakan ragam lisan resmi. Penggunaan ragam lisan resmi tergantung pada lingkungan dan situasi berbahasa. Dengan perkataan lain, penggunaa baha Indonesia dengan baik adalah penggunaan ragam-ragam bahasa Indonesia sesuai dengan kadaaan atau lingkungan komunikasi. Bahasa Indonesia daam komunikasi resmi terutama pada situasi formal, kedinasan, ilmiah dan kependidikan, adalah bahasa Indonesia baku adalah suatu ragam bahasa yang dikembangakan yang mempunyai kaidah yang mantap yang oleh masyarakat pemakai baasa dipakai sebagai acuan dalam penggunaannya.
Penguanaan bahasa Indonesia dengan benar adalah penggunaan yang disesuaikan denga kaidah bahasa Indonesia. Dalam ragam tulis, kaidah itu tertera pada buku (1) Pedoman umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (2) Pedoman umum pembentukan istilah, (3) Tatabahasa baku Bahasa Indonesia.
3.      Peran Serta Kita Dalam Meningkatkan Mutu dan disiplin Penggunaan dan Penguasaan Bahasa Indonesia      
Selain berperan serta meningkatkan kegairahan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kita dituntut berperan serta dalam meningkatkan mutu dan disiplin pengguanaan serta penguasaan bahasa Indonesia.
Hal ini perlu dilaksanakan agar penggunaan bahasa Indonesia sesuaia degan perkembangannya.
Perkembangan itu tidak jarang membawa perubahan. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan disiplin penggunaan bahasa Indonesiaharus merupakan kegiatan yang berkesinambungan, baik ada tingkat perseorangan maupun pada  tingkat kemasyarakatan. Kita sebagai pembina bahasa Indonesia hendaknya ikut berperan dalam mncapai tujuan pembinaan bahasa Indonesia.
Disamping siakap positif terhadap bahasa Indonesia sepert yang dikemukakan pada bagian awal juga terdapat bagain negatife. Sikap negatife berbahasa Indonesia penghambat pengembangan bahasa Indonesia yang meliputi (1) Sikap lata atau  ikut-ikutan, (2) Sikap memandam remeh bahasa Indonesia, (3) Sikap menerabas, dan (4) Sikap Enggan Bertangung jawab.
        
B.     Sasaran umum pembinaan bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan manusia, seperti bidang kebudayaan, ilmu dan teknologi. Kebudayaan, ilmu dan teknologi berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi itu membuat bahasa juga ikut berkembang. Selain itu, luas wilayah pemakaian bahasa Indonesia yang tersebar di pulau pula yang secara geografis terpisahkan oleh laut memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yang berkesinambungan. Di dalam hasil rumusan Seminar Politik Bahasa Nasional (1999) disebutkan bahwa yang dimaksud pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pemakaian bahasa. Usaha-usaha pembinaan ini mencakup upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa. Usaha pembinaan yang dilakukan, antara lain, melalui pengajaran dan pemasyarakatan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengembangan adalah upaya meningkatkan mutu bahasa agar keperluan masyarakat terpenuhi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam  pembinaan Bahasa Indonesia adalah tujuan, siswa, lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat  dan Sarana kurikulum, guru, metode,alat pengajaran dan evaluasi Tujuan maksudnya adalah tujuan pengajaran harus mencakup tiga asfek yaitu : pemahaman,keterampilan dan sikap. Secara operasional rumusan tujuan harus dapat dievaluasi sehingga dapat diketahui tujuan berhasil atau tidak. Murid adalah murid sebagai subjek didik harus diperhatikan, karena bagi murid yang baru pandai berbahasa Indonesia akan mempengaruhi stategi pembelajaran di kelas. Bagi murid yang sudah mahir berbahasa Indonesia maka guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi ajar dan cepat dapat dipahami murid. Lingkungan maksudnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat mempengaruhi.
Pengajaran Bahasa Indonesia yang akan mengajarkan anak terampil dan mahir berbahasa Indonesia harus diartikan sebagai berikut:
1.         Mengenalkan ciri-ciri berbagai bahasa Indonesia dan membangkitkan Bahasa Indonesia baku maupun non baku.
2.         Mengenalkan ciri-ciri fungsi berbagai variasi bahasa Indonesia sehingga pengajaran bahasa Indonesia lebih relevan untuk anak didik
3.         Mengajar menggunakan bahasa Indonesia yang tepat untuk fungsi yang tepat.
Komponen- komponen yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan bahasa Indonesia  adalah sebagai berikut:
1.         Masyarakat Indonesia yang akan dibina.
2.         Proses pembinaan.
3.         Hasil pembinaan.
4.         Perangkat alat pembinaan.
5.         Keadaan masyarakat.
Kelima komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, jadi apabila ada satu komponen yang lemah maka akan mengganggu pencapaian tujuan. Komponen sasaran pembinaan adalah:
1.         Murid mampu mengungkapkan pikiran\pendapat dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.         Murid mampu menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidahnya.
3.         Murid bangga berbahasa Indonesia di lingkungan rumah maupun sekolah.
4.         Guru dan murid saling membudayakan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
  Lingkungan
Sasaran lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, sangat berpengaruh terhadap pembinaan pembelajaran bahasa indonesia. Oleh karena ketiga lingkungan itu dapat menunjang untuk pembinaan bahasa indonesia.
Keluarga subjek didik dikatakan untuk menunjang karena pada keluarga itu selalu mendorong subjek didik untuk belajar lebih giat. Setidaknya anggota keluarga menjadi cerminan bagi subjek didik untuk menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Disamping itu, hendaknya diciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga untuk belajar dan menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar. Misalnya, di dalam anggota keluarga disediakan majalah atau koran yang tergolong baik bahasa indonesianya.

Sekolah pun demikian juga, karena rasanya akan percuma saja diselenggarakan pengajaran bahasa indonesia apabila lingkungan sekolah atau pelajaran diluar bahasa Indonesia acuh tak acuh terhadap pemakaian bahasa indonesia. Oleh karena itu, sekolah hendaknya menciptaka kondisi yang dapat menunjang pengajaran bahasa indonesia misalnya, mengadakan penerbitan majalah,baik majalah tulis maupun majalah dinding, guru menggunakan bahasa yang benar sewaktu memberikan bimbingan kepada murid- muridnya, mengadakan latihan diskusi, pidato, baca puisi, dan drama

Masyarakat, tempat murid bergaul diluar keluarga dan sekolah pun harus menunjang suksesnya pengajaran bahasa indonesia. Terutama dalam pembinaan dilingkungan masyarkat yang tidak saja berfungsi sebagai komunikasi tetapi yang lebih penting lagi adalah bahasa indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Sasaran utama yang harus dilakukan adalah terlebih pembinaan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarkat pada umumnya.
Kesadaran itu harus dimiliki jiwa masyarakat indonesia. Oleh karena itu, program pembinaannya harus terperinci dan jelas
1.     Tenaga pembinanya harus memiliki kemampuan berbahasa indonesia dan menjalankan fungsinya dengan baik
2.     Sarana yang ada untuk menunjang kelancaran pembinaan bahasa indonesia
Untuk memenuhi sasaran dan kelancaran pembinaan bahasa indonesia maka kondisi lingkungan masyarakat harus diperhatikan terutama kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya masyarkat. Hal ini dilakukan untuk dijadikan sebagai titik pangkal pelaksanaan pembinaan bahasa indonesia.

Selain itu itu sasaran pembinaan bahasa indonesia yang diutamakan dalam pemakaian bahasa indonesia  dalam rangka bagaimana pembinaan bahasa indonesia yang diharuskan untuk memakai bahasa indonesia yang baik dan benar dan menggunakannya sesuai kedudukan dan fungsinya. 

















TUGAS  INDIVIDU


Pembinaan dan pengembangan bahasa indonesia
“Rangkuman Pembinaan Bahasa Indonesia ”



   OLEH :

FACH RIZAL
A1D1 12 012




JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2014

Tidak ada komentar: