Tugas Kimia
Kelompok 1
Makalah
“MENDESKRIPSIKAN CONTOH SISTEM KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Janirah Jihad (Ketua Kelompok)
Rezky Setia Reza Dani
Suzan Zavana Amir
Rahajeng Endah Dewi Pertiwi
Alnur Suriyanti Hafid
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 KENDARI
KENDARI
2011
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pertama-tama marilah senantiasa kita panjatkan puji syukur dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat-Nya lah, maka kami selaku kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tema “MENDESKRIPSIKAN CONTOH SISTEM KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga dengan segala kekurangan dan keterbatasan, kami sangat mengharapkan tanggapan berupa saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, dengan ini kami menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nur Mayang (ibu guru KKP) sebagai pembimbing kami ya ng telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada semua pihak yang ikut memberikan andil dalam pembuatan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung atas kerjasama kelompok kami dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasinya.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan belajar yang kompeten untuk kami kelompok 1 dan juga bagi siswa-siswi lain kelas XI.IPA 4 dalam proses pembelajaran KIMIA khususnya dalam materi Sistem Koloid.
Wassalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kendari, 26 Mei. 2011
( Kelompok 1 )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………
Latar belakang ………………………………………………………….
Rumusan masalah ………………………………………………………
Tujuan …………………………………………………………………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………
Pengertian Sistem Koloid ………………………………………………
Komponen Penyusun Koloid ………………………………………….
BAB III. PEMBAHASAN …………………………………………………
Jenis – jenis Koloid …………………………………………………….
Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari …………………………………
BAB IV. PENUTUP .……………………………………………………….
Kesimpulan ……………………………………………………………..
Saran …………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dan sebagainya.
Melihat hal tersebut, kita tentu perlu mengetahui contoh-contoh dari sistem koloid apa saja yang ada dalam kehidupan disekitar kita untuk lebih memudahkan kita dalam mempelajari materi sistem koloid ini.
Berdasarkan hal ini, kami menemukan bahwa kondisi disekitar lingkungan kita memiliki berbagai banyak contoh dari sistem koloid itu sendiri, sehingga kami berinisiatf unutk mengangkat permasalahan ini yang kami tuangkan dalam bentuk karya tulis makalah dengan judul “MENDESKRIPSIKAN CONTOH SISTEM KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”.
Rumusan masalah
Apa sajakah yang termasuk kedalam jenis-jenis Koloid ?
Apa sajakah contoh-contoh sistem koloid yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari ?
TUJUAN
Siswa mampu memahami fasa-fasa apa saja yang termasuk kedalam jenis-jenis koloid.
Siswa mampu mendeskripsikan contoh-contoh sistem koloid yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Koloid
Apabila kita mencampurkan gula dengan air, ternyata gula larut dan kita memperoleh larutan gula. Di dalam larutan, zat terlarut tersebar daalam bentuk partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat di bedakan lagi dari medium nya walaupun menggunakan mikroskop ultra. Larutan bersifat kontinu dan merupakan system satu fasa ( Homogen ). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm ( 1 nm = 〖10〗^(-9) m). larutan bersifat stabil ( tidak memisah ) dan tidak dapat di saring.
Di lain pihak, jika kita mencampurkan tepung terigu dengan air ternyata tepung terigu tidak larut. Walaupun campuran ini di aduk, lambat laun tepung terigu akan memisah ( akan mengalami sedimentasi ). Campuran seperti ini kita sebut suspense. Suspense bersifat heterogen dan tidak kontinu sehingga merupakan system 2 fasa. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat di pisahkan dengan penyaringan.
Selanjutnya, jika kita mencampurkan susu ( Misalnya Susu Instan ) dengan air, ternyata susu “Larut“ tetapi “Larutan” itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat di saring ( Hasil Penyaringan Tetap Keruh ). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel susu yang tersebar dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1Nm/ 100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem 2 fasa.
Komponen Penyusun Koloid
Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium disperse atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu ( terputu- putus , sedangkan medium disperse bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air yang di sebut di atas, fasa terdispersi adalah susu, sedangkan medium disperse adalah air.
Larutan
( Dispersi Molekuler ) Koliod
( Dispersi Koloid ) Suspensi
( Disperse Kasar )
Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra.
Semua partikel berdimensi (panjang, lebar,atau tebal)kurang dari 1 nm
Satu fasa
Stabil
Tidak Dapat Disaring
Contoh :
Larutan Gula. Larutan Garam, Spiritus, Alkohol 70%, Larutan Cuka, Air Laut, Udara Yang Bersih, Dan Bensin. 1.Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
2.Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm.
3.Dua Fasa
4. pada umumnya stabil
5. tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaringan ultra
Contoh : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonnaise. Heterogen
Salah satu atau semua dimensi pertikelnya lebih besar dari 100 nm.
Dua fasa
Tidak stabil
Dapat disaring
Contoh : air sungai yang keruh, campuran air dan pasir, campuran kopi dan air, dan campuran minyak dengan air.
Sifat – Sifat Sistem Koloid
1. Efek Tyndal
- Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid
- Penyebabnya : ukuran yang dimiliki oleh partikel koloid
2. Gerak Brown
- Gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid dalam medium pendispersi
- Terjadi akibat tabrakan antara partikel koloid dengan mendium pendispersinya
- Gerak semakin cepat jika ukuran partikel koloid semakin kecil
- Gerak Brown menyebabkan system koloid bersifat stabil
3. Elektroforesis
-Adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik.
-Partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan
- Manfaat Elektroforesis
- Untuk menentukan muatan partikel koloid
-Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
-Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
-Dengan alat yang disebut cottrel
4. Adsorpsi
- Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain.
- Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen.
- disebabkan karena gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
- Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
a. Proses pemutihan gula pasir
b. Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit
c. Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)
d. Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas yang beracun
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar
5. Koagulasi
- peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid
- terjadi karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena penggabungan partikel
koloid yang berbeda muatan.
- terjadi dalam 3 cara
a. Mekanik, yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan
b. Penambahan elektrolit
c. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
d. elektroforesis
- Proses Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada : perebusan telur, perebusan tahu, pembuatan lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai pengolahan asap atau debu.
6. Koloid Pelindung
- system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil
- contoh : gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang keras dan kasar
Dialisis
- proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput Semipermeabel.
- Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh ion dan air, Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.
- Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal ginjal, proses dialysis berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.
8. Koloid Liofil dan Liofob
- Koloid Liofil : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya.
Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin
- Koloid Liofob ; koloid yang tidak menarik (tidak suka) medium pendispersinya.
Contoh : koloid logam
BAB III
PEMBAHASAN
Jenis - jenis Koloid
Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya.
Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aeorosol padat). Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fase terdipersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis buih, yaiut buih padat dan buih cair. Mengapa tidak ada buih gas ? istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian ada 8 jenis koloid.
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdirpersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa gas di sebut aerosol padat. Jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol cair : kabut dan awan.
Zaman ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hairspray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dll. Untuk mengahasilkan aerosol diperlikan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbondioksida.
Sol
Sistem koloid dari partikel dalam cat cair padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk industri. Contohnya sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair terdispersi dalam zaat cait lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam 2 bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (m/a) dan emusi air dalam minyak (a/m). dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air (m/a) : santan, susu, kosmetik pembersih wajah dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (a/m) : mentega, mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi ( emulgator ). Contohnya adalah sabun yang dpat mengemulsikan minyak kedalam air. Jika campuran minyak dalm air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera
memisah jika didiamkan akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka dioeroleh campuran yang stabil yang kita sebut dengan emulsi. Contoh lainya adalah kasein dalam susu dan kuning terlur dalam mayones.
Buih
System koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih dperlukan zat pembuih, misalnya sabun, dtergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, dll. Ada kalanya buih tidak dikehendaki. Zat –zat yang dapt memecah atau mencegah buih, antara lain ether, isoamil,alcohol, dll.
Gel
Koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair ) diebut gel. Contoh : agar – agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mnegadsorbsi medium dipersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalamkehidupan sehari-hari kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloi yg dibuat oleh indsutri.koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yg tdk saling melarutkan secara “Homogen”dan stabil (pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak).
Industri Kosmetik
Bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, sampo, pelembab badan, deodorant, umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi.
Industri Tekstil
Pewarna tekstil berbntuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi, sehingga dapat melekat pada tekstil.
Industri farmasi
Banyak obat–obatan yg dikemas dalm bentuk koloid agar stabil tidak mudah rusak.
Industri sabun dan detergen
Sabun dan dtergen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara kotoran ( minyak ) dengan air, sehingga sabun dan dtergen dapat membersihkan kotoran terutama kotoran dari minyak.
Indutri makanan
Banyak makana dikemas dakm bentuk koloid untuk kestabilan dalam jangka waktu cukup lama.
Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.
Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang kami telah jelaskan diatas, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Contoh dari sistem koloid tidak hanya dapat kita temukan dengan melakukan percobaan terlebih dahulu, tetapi sangat banyak dilingkungan sekitar kita dan sering kita jumpai.
Dari berbagai macam sistem koloid tersebut, kita dapat membedakannya berdasarkan jenis-jenis koloid, sehingga kita mengetahui kategori koloid apa benda tersebut.
SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan selama proses pembuatan makalah ini yaitu :
Selama proses diskusi berlangsung ada baiknya bila pemberi materi diberikan kebebasaan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pemahaman mereka. Adapun nanti jika terdapat kekeliruan barulah ibu guru memberikan penjelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Utami Budi dkk.2009.KIMIA.Jakarta.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar