Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Maret 2013

ciri-ciri siswa



.                  Kelemahan dan ketidakberdayaan.
Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti  manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.
Kelemahan yang dimiliki oleh anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah, maka
Dia tidak kuat oleh gangguan cuaca, keadaan tubuh yang basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidak berdayaan makin lama makin hilang karena berkat pendidikan.
Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Kelemahan yang dimiliki oleh anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah, maka dia tidak kuat oleh gangguan cuaca, keadaan tubuh yang basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya dan menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan makin lama makin hilang berkat pendidikan.



2.                  Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh. Kelemhan itu dan ketakberdayaan itulah yang menjagi alasan hasrat itu untuk
Mengetahui dan mendapatkan hal-hal yang perlu. Hasrat yang mendorong anak untuk giat itulah yang menyebabkan adany kemungkinan pertemuan atau pergaulan yang disebut pendidikan itu
Bayi yang normal atau sehat tidak pernah diam. Kalu sudah pandai berpindah tempat ia tak mau diam barang sebentar. Apa saja yang ia temukan ia raba dan ia coba. Semua ingin ia ketahui.
Dalam sorotan ini maka menjadi jelas bagi kita bahwa kegiatan peserta didik yang menunjukkan cirri khas itulah yang dapat memungkinkan kita memberikan pendidikan kepadanya. Sebab kalau tak ada ini amat diragukan bagaimana kita akan membuatnya berkembang, sebab berkembang memerlukan hal yang bersifat dasar, yaitu keinginan dari anak sendiri untuk berkembang.

3.                  Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.
Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh.

Seperti yang pernah kita perkatakanpeserta didik itu juga ingin menjadi diri sendiri.
Kita mengetahui bahwa hal ini penting baginya, karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seorang itu harus merupakan seorang diri sendiri, orang seorang atau pribadinya itu. Tanpa itu manusia akan menjadi “manusia masa, yang tek punya pribadi.

Kita mengetahui bahwa hal ini penting baginya, karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang itu harus merupakan diri sendiri atau pribadi itu. Tanpa itu maka manusia akan menjadi “yesmen”, manusia  masa yang tak punya pribadi.

Tidak ada komentar: