1.
Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak. Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor pembawaan ini bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar. Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian manusia. Navitisme adalah pandangan bahwa keterampilan atau kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam dalam otak sejak lahir. Tokoh aliran ini diantaranya Immanuel Kant. Berdasarkan aliran ini, keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Jika anak memiliki bakat jahat dan lahir maka ia akan menjadi jahat dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik maka ia akan menjadi baik.
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak. Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor pembawaan ini bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar. Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian manusia. Navitisme adalah pandangan bahwa keterampilan atau kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam dalam otak sejak lahir. Tokoh aliran ini diantaranya Immanuel Kant. Berdasarkan aliran ini, keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Jika anak memiliki bakat jahat dan lahir maka ia akan menjadi jahat dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik maka ia akan menjadi baik.
2.
Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu. Aliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Didalamnya menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pribadi seeorang adalah hasil proses kerjasama dua factor : warisan dan lingkungan. Aliran ini dikembangkan oleh Louis William Stern ( 0031871 – 1938 ).
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu. Aliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Didalamnya menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pribadi seeorang adalah hasil proses kerjasama dua factor : warisan dan lingkungan. Aliran ini dikembangkan oleh Louis William Stern ( 0031871 – 1938 ).
3.
Aliran Behavioristik
Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Behavioristik lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme
(menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga psikoanalis
yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak. Pendekatan
Behavioristik (Behavioral approach) kajian ilmiah mengenai berbagai respon
perilaku yang dapat di amati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain,
pendekatan perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungan yang dapat
dilihat dan di ukur. Prisip pendekatan perilaku juga telah diterapkan secara
luas untuk membantu orang mengubah perilaku kearah yang lebih baik(Martin dan
Tharp,2007, Watson dan Tharp,2007). Mengadopsi pendekatan ini disebut kaum
behavioristik . Dipimpin intelektual John B.Watson (1878-1958) dan B.F Skinner
(1904-1990), behaviorisme mendominasi penelitian psikologi selam setengah abad
21. Skinner menekankan bahwa apa yang kita lakukan merupakan ujian terakhir
atas diri.kita sebenarnya. Bahwa ganjaran dan hukuman menentukan perilaku kita
misalnya, seseorang anak mungkin berperilaku sopan karena orang tuanya telah
memberi ganjaran bagi perilaku tersebut. Orang dewas mungin bekerja keras yang
didapat dari usahanya. Menurut kaum behavioristik bukan karena motivasi
mendalam yang menjadikan seseorang kompoten, tetapi karena kondisi yang kita
alami dan terus kita alami (Skinner, 1983). Para kaum behavioristik kontemporer
menekankan pentingnya mengamati perilaku untuk memahami individu dan mereka
terus menggunakan metode eksperimen seperti didukung oleh Watson dan Skinner.
Kepribadian sehat Behavioristik
1.
Manusia adalah mahluk perespon
2.
Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
3.
Mementingkan faktor lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar