Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Maret 2013

Asal Mula Sangia Pure-pure

TUGAS BERBICARA











OLEH :
NAMA    :     FACH RIZAL
NIM         :     A1D112012
KELAS    :    B

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA & DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012





                       “CERITA RAKYAT “ASAL MULA SANGHIA PURE-PURE”

Menurut yang empunya cerita, dahulu kala ada seorang kepala kampung yang bernama Athesangkaburu. Athesangkaburu digelari "Maligano” oleh rakyatnya, yang dalam bahasa Muna berarti "Gerak cepat”. Athesangkaburu adalah orang yang memiliki kesaktian, kalau ada pesta dirumahnya maka peralatan untuk pesta itu dipinjam di tempat lain. Talang dipinjam di Ternate dan piringnya dipinjam di Jawa. Kalau Dia berangkat air laut pasang, maka ketika pulang air laut tersebut  belum surut. Seperti itu pula kalau Dia berangkat ke Jawa untuk meminjam piring selalu berlomba dengan buih air panas, saat berangkat ke Jawa, orang di rumahnya memasak air, maka saat Dia kembali ke rumahnya air tersebut belum mendidih..
Athesangkaburu memiliki beberapa orang anak, yaitu Kilambibito, Batakalambe dan Wadhe Namboitoto atau lebih dikenal dengan nama Wambona. Kilambibito adalah anak sulung, Dia menjabat sebagai Kiino Loghia dan tinggal di Loghia. Disisi lain, ada saudara perempuannya yang menjadi istrinya Kapitalaonya Loghia. Pada suatu pagi, Kilambibito pergi mandi di Sampuha. Pada saat lewat depan rumah Adiknya, adiknya ini sedang menapis beras sambil tertawa, kemudian Kilambibito bertanya pada adiknya "Apa yang kau tertawakan?" kemudian adiknya mejawab "Saya menertawakan beras ini karena banyak padinya" kemudian Kilambibito berkata lagi "Kamu pasti menertawakan saya karena kamu merasa lebih mulia dibandingkan saya, karena kedudukan suamimu lebih tinggi dari saya". Karena kekecewaanya itu, akhirnya Kilambibito memutuskan untuk pergi ke Ternate lewat Sampuha dan meninggalkan  Loghia.
Pada saat Kilambibito sampai di Ternate, Sultan Babullah yang saat itu menjabat sebagai sultan Ternate sedang berperang melawan Portugis dari tanah Ternate, akhirnya Kilambibito memutuskan untuk membantu sultan Babullah. Berkat bantuan Kilambibito, akhirnya sultan Babullah berhasil mengusir Portugis dari Ternate. Setelah 3 tahun di Ternate, Kilambibito pun minta izin untuk kembali ke Loghia, pada saat Kilambibito hendak pulang ke Loghia, sultan Babullah memberikan hadiah berupa 40 orang pasukan dan menikahkan Kilambibito dengan seorang anggota keluarga kerajaan Ternate.
Kilambibito dan pasukanya pulang ke Loghia berlabuh di kali, sesampainya di kali tersebut Kilambibito memerintahkan anak buahnya untuk menembakan senapannya di langit. Kali tempat berlabunya Kilambibito dan pasukannya diberi nama laa sunaapa (kali senjata). Ketika mendengar suara tembakan senapan, Kapitalaonya Lohia kaget dan menyuruh orang untuk meiihat apa yang sebenarnya terjadi. Maka turunlah orang suruhan tersebut, sesampainya di kali ternyata yang dilihatnya adalah Kilambibito beserta pasukannya. Setelah meiihat hal itu dia pun pulang melapor pada Kapitalao. Setelah mendengar cerita orang suruhannya, maka Kapitalao pun turun ke kali untuk mengajak Kilambibito dan pasukannya kembali ke Loghia karena selama 3 tahun kilambibito meninggalkan Loghia Dia tidak pernah digantikan oleh siapa pun, tetapi Kilambibito tidak mau karena dia masih sakit hati dengan perlakuan adiknya yang merupakan istri dari kapitalaonya Loghia. 
Kilambibito dan pasukannya  memutuskan untuk kembali ke daratan Buton Utara, dan mereka berlabuh di Labungka, kemudian melanjutkan perjalanan ke arah timur melewati   Tondothini. Sesampainya di Tondothini, mereka beristirahat untuk sementara waktu, sambil mencari ternpat   yang bisa dijadikan perkampungan baru. Setelah bermusyawarah dengan anggota pasukannya, Kilambibito pun melanjutkan perjalanan menuju bukit di atas Labunia. Mereka memilih tempat tersebut   karena tempat tersebut berada di ketinggian, jadi kalau ada musuh yang datang dapat dilihat.
Setelah sampai di tempat itu, mereka pun mencari sumber mata air tetapi mereka tidak mendapatkan sumber mata air tersebut. Setelah itu Kilamoibito pun bertapa untuk meminta petunjuk dari yang maha kuasa.  Setelah bertapa selama satu rninggu, Kilambibito   pun   mendapatkan   petunjuk   dan   yang   maha   kuasa.   Setelah itu Kilambibito pun menyuruh pasukannya untuk mencari sumber mata air. Kilambibto  mengatakan pada pasukaanya " Pergilah kalian ke utara mencari mata air, bawalah seekor anjing, jika kalian melihat anjing tersebut berhenti dan menggogong berarti disitulah mata air itu berada. Pasukan Kilambibito pun mencari sumber mata air yang dimaksudkan oleh Kilambibito, mereka ditemani oleh seekor anjing. Setelah lama mencari, akhirnya anjing   yang dibawa oleh pasukan kilambibito pun berhenti   di bawah bukit dan menggonggong ditempat tersebut.  Mendengar hal itu pasukan Kilambibito pun bergegas menghampiri tempat tersebut. Ternyata apa yang dikatakan oleh Kilambibito memang benar adanya, ditempat tersebut menyembur mata air yang sangat jernih.para pasukan itu pun kembali dan melaporkan hasil pencarian mereka. Sumber mata air itu sampai sekarang masih ada dan dikelola oleh PDAM. Karena dimuliakan oleh semua orang maka Kilambibito pun digelari "Sangia pure-pure" oleh masyarakatnya. Perkampungan yang di bangun oleh Kilambibto dinamai Sangia Pure-pure.



Tidak ada komentar: